Sebuah Tembok

‎Ada seorang tukang bangunan mendirikan sebuah tembok.
Sebulan kemudian, berdirilah sebuah tembok setinggi 4 meter di hadapannya.
Dia mengagumi hasil karyanya tapi tiba-tiba matanya tertuju pada 2 bata yang telah keliru disusun, jelek sekali.

Sementara itu, semennya sudah keras. Si tukang jadi kesal.
Sejak saat itu, dia sangat benci melihat tembok tersebut. 2 batu bata yang miring tersebut telah memengaruhi keseluruhan tembok.

Suatu hari, ada yang melewati tembok dan berkomentar, "Itu tembok yang indah."
Si tukang terkejut, "Pak, apakah penglihatan anda terganggu? Tidakkah melihat 2 batu bata jelek di tembok itu?"
Orang itu berkata, "Ya, saya melihat 2 batu bata jelek itu, namun juga melihat 998 batu bata yang bagus."

Dalam kehidupan ini, kita sering memutuskan suatu masalah dengan  hanya memvonis kesalahan, tanpa mengabaikan kebaikan-kebaikan yang pernah ada.
Mata hanya terfokus pada kekeliruan, teman yang telah puluhan tahun jadi musuh hanya perdebatan sehari, kekasih yang sudah tahunan berpisah hanya karena bertengkar sehari.
Kita hanya melihat yang jelek. Kenyataannya, jauh lebih banyak yang bagus.

Maafkanlah, meski kadang tidak sepaham. Memberi damai berarti juga menimbulkan damai bagi diri sendiri.

_____
(surat elektronik | anonim)

Posting Komentar

0 Komentar