Pasar Burung

https://t.me/ilmumotivasi

Siang yang cukup terik itu tak menyurutkan langkah seorang bapak untuk pergi ke pasar burung. Putranya sudah berkali-kali mengatakan keinginan untuk mendengar kicau burung di rumahnya, seperti temannya yang lain.

Sampailah si bapak di depan pedagang burung yang ia maksud, namun saat itu ada seorang ibu dan anaknya yang lebih dahulu melihat-lihat.

"Kamu janji ya kalau Mama belikan burung nanti diberi makan setiap hari?"
"Iya Mama. Aku janji."

"Kandangnya juga rajin dibersihkan. Kamu siap kan? Mama tidak mau belikan lagi kalau nanti tidak diurus sama kamu."
"Iya Mama. Aku pasti rawat burung ini."

"Ya sudah nanti Mama belikan burungnya sepasang berikut sangkarnya dan sekalian makanan burungnya ya."

Anak itu tampak senang sekali. Meski usianya masih muda, namun ia tahu membeli burung peliharaan berarti menambah tanggung jawab baru baginya untuk memberi makan dan merawat. Semua itu tak masalah baginya. Ia pasti akan lakukan dengan senang hati.

Sang ibu lantas bernegosiasi kepada penjual burung, hingga tercapai harga yang disepakati mereka berdua. Setelah transaksi mereka selesai, si penjual mendekati bapak yang sejak tadi menunggu.

"Silakan Pak, mau cari burung apa?"
Bapak itu hanya diam dengan tatapan jauh ke arah ibu dan anaknya yang sudah semakin tak terlihat itu.

"Pak? Kok ngelamun. Bapak cari burung?"
Tak disangka bapak itu mengusap-usap kedua mata seperti orang yang berusaha menyembunyikan tangisnya.

"Loh malah sedih. Ada apa Pak?"
"Saya tersentuh dengan omongan anak kecil yang tadi, Mas. Yang janji mau merawat dan menjaga burung yang dibelinya."

Penjual itu mendengarkan dengan saksama.

"Padahal ia cuma beli, bukan menciptakan sendiri, tetapi sanggup menjamin pemeliharaan burung tersebut. Lalu bagaimana dengan Allah Yang Menciptakan manusia. Tentu Allah lebih sanggup lagi dalam menjamin rezeki setiap makhluk-Nya."

Penjual tersebut semakin membisu.

"Saya malu dengan diri sendiri, Mas. Selama ini saya meragukan apa benar Allah menjamin rezeki saya? Sampai-sampai saya berprasangka kurang baik kepada Allah."

Peristiwa tersebut seperti teguran kepada siapa saja yang masih tidak yakin dengan jaminan dari Allah. Bagaimana mungkin Allah Menciptakan makhluk tetapi tidak menyiapkan rezekinya?

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

“Dan tidak ada satu pun makhluk yang berjalan di muka bumi melainkan Allah-lah yang menjamin rezekinya.”
(Surat Hud: 6)

Dengan keyakinan yang penuh kepada jaminan Allah akan membuahkan sikap yang berhati-hati dalam ikhtiar agar tidak bercampur dengan yang diharamkan. Apa perlunya kita mencari yang haram, padahal yang halal saja sudah disiapkan?

Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

Sumber: Ust. Arafat

Setuju dengan tulisan di atas? Bagikan ke yang lain ya 🙏

._
@GT, 17122019

Posting Komentar

0 Komentar