Beberapa hari yang lalu saya bertemu sebuah poster di Instagram yang tulisannya 'Sometimes I open my mouth, and my mother comes out'. Saya terpana. Sering sekali saya melihat putra sulung saya marah dengan cara yang persis sama dengan saya, ibunya. dan sering kali pula, seperti poster yang saya baca itu, ketika saya membuka mulut, kata-kata yang keluar adalah wiring Bu Elly. Dan yang merasakan hal yang sama, bukan hanya saya, tetapi juga teman-teman di grup WA parenting saya.
Kita semua tahu anak-anak adalah peniru ulung. Saking ulungnya, sepasang psikolog mencoba melakukan penelitian di tahun 1931. Mereka menyediakan seekor simpanse untuk menjadi teman Donald, anak mereka, dengan harapan agar simpanse tersebut bisa meniru perilaku Donald dan menjadi lebih agak 'memanusia'. Setelah 3 tahun berjalan, penelitian tersebut terpaksa dihentikan karena ternyata Donald yang meniru perilaku simpanse.
Cara Anda berkomunikasi pada anak Anda akan menjadi suara yang keluar dari nuraninya. Marah tak apa, itu adalah emosi yang menjadikan kita manusia. Hanya saja marah lah seperti cara yang Anda ingin anak Anda marah. Jika Anda marah dengan memukul dan berteriak begitu juga anak Anda akan marah. Jika anak Anda laki-laki maka dia akan kelak memukul istri dan anaknya pula. Jika Anda marah dengan mencubit atau mengurung anak Anda di sebuah tempat yang kecil dan gelap sebagai hukuman maka jika anak Anda perempuan maka ia juga akan hampir pasti mencubit dan mengurung anak-anaknya kelak. Jadi cara marah Anda temurun puluhan generasi setelahnya. karena itu adalah satu-satunya cara yang anak-anak Anda tahu, dengar, lihat dan rasakan untuk mengeluarkan emosi negatif tersebut.
Cara kita seharusnya mengikuti Rasulullah. Beliau menyarankan agar kita berwudu, duduk jika berdiri, berbaring jika duduk, dan diam. Diam sampai bisa mengelola emosi untuk MENJELASKAN kenapa Anda marah. BUKAN MENGEKPRESIKANNYA.
Orang yang kuat bukan mereka yang bisa mengangkat beban ratusan kilo, tetapi mereka yang bisa menahan marahnya. Karena menahan marah jauh lebih sulit dari mengangkat beban berapa pun beratnya.
Tentunya semua kita menginginkan anak-anak yang kuat bukan hanya secara fisik tetapi juga secara mental. tetapi bagaimana mereka kuat secara mental jika diasuh oleh orang tua yang ketika marah memukul, mengurung, mencubit, dan membentak? Anak-anak yang kuat adalah anak-anak yang bisa menahan marahnya. Dan mereka hanya bisa dipahat oleh orang tua yang kuat, maka kita seperti biasa harus menjadi contoh dahulu agar anak kita, si peniru ulung itu, bisa meniru. Lantas, apakah hanya ibu? Tentu tidak. Amarah ayah bisa berdampak luar biasa merusak juga. Hanya saja, karena mereka umumnya bekerja dan anak lebih banyak diasuh oleh ibunya, maka cara ibu marah lebih membekas di jiwa.
Saya ingin kita, para ibu-ibu khususnya, menggigit lidah, 'mengikat' tangan, dan meniru cara Rasulullah marah. Agar anak-anak kita juga bisa meneladani beliau dan suatu hari mereka bisa mengatakan I am strong, because a strong woman raised me.
To all strong women out there. May we know them, may we be them, may we raised them.
Jangan marah, maka surga bagimu.
#sarrarisman
Jika dirasa manfaat, tidak perlu izin untuk membagikan artikel ini
mohon untuk tidak menuliskan pertanyaan pada kolom komen, khawatir saya tidak punya waktu menjawabnya. 🙏
._
@GT, 04022020
Designer Booth dan Interior
7 menit yang lalu
0 Komentar