Dari Mana Datangnya Kesederhanaan

Tanpa kita sadari, aneka ragam perangkat yang tampak sederhana, sebenarnya di zaman dahulu datang dengan proses yang rumit. Lemari es yang berdiri di dapur rumah kita sekarang, kelihatannya praktis. Tinggal buka pintu kulkas, dan tutup lagi.

Padahal perjalanan lemari es itu panjang sekali. Orang Romawi kuno mengangkut es dari puncak gunung untuk mengawetkan makanan mereka. Ada pun suku Aztek di Meksiko, menggali lubang di tanah kemudian memasukkan salju ke dalamnya.

Abad ke-18 para ahli memanaskan cairan kimia eter dalam rangkaian alat khusus, dan berhasil menciptakan bongkahan es kecil.

Selanjutnya metode pembekuan air mulai diuji coba menggunakan bahan kimia amonia dan sulfur dioksida.

Hingga akhirnya manusia menemukan gas freon dan memanfaatkannya sebagai pendingin hingga sekarang.

Jadi kesederhanaan yang kita nikmati hari ini, sesungguhnya lahir dari kerumitan di masa lalu.

Bukankah kamera yang ditanam dalam ponsel kita bermula dari sebuah mesin setinggi orang dewasa yang mengeluarkan asap saat digunakan mengambil foto. Dan ponsel itu sendiri asalnya sebuah komputer seukuran lemari pakaian.

Begitulah ternyata untuk menjadi sederhana itu membutuhkan mekanisme yang rumit. Bukan hanya pada barang, tetapi berlaku pula untuk perihal rezeki.

Berapa banyak orang-orang yang kita lihat rezekinya mengalir begitu saja seperti tampak mudah dan sederhana. Pernahkah kita mengira bahwa mereka dahulu mengawalinya dengan proses yang rumit?

Bahkan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman yang menguasai kerajaan besar dan melimpah, awalnya adalah penggembala kambing seperti halnya Rasul yang lain.

Maka kita harus bersahabat dengan proses yang rumit, karena insya Allah hal itu kelak akan berbuah kesederhanaan dalam hidup kita.

Menjemput rezeki, mendidik anak, melatih diri sendiri dengan kebiasaan baik, dan sebagainya, suatu saat nanti akan tampak begitu sederhana. Jika kita mau melewati fase rumitnya hari ini.

._
@grupTele, 24052019

Posting Komentar

0 Komentar