6 Kisah Inspiratif

6. Jacob Arabo

Jacob lahir di Uzbekistan dan pindah ke Amerika bersama keluarganya saat dia berumur 14 tahun. Keluarganya benar-benar tidak mempunyai apa-apa ketika sampai di Amerika, bahkan Jacob terpaksa keluar dari sekolah untuk bekerja menafkahi keluarganya.

Di umur 16, Jacob mulai mengenal industri perhiasan di mana dia mulai mendesain dan menjual perhiasan buatannya sendiri.

Dua tahun setelahnya, dia sudah mempunyai lebih dari 10 orang karyawan. Karena ketekunan dan tekadnya, dia berhasil membuat nama untuk dirinya sendiri dan perusahaannya Jacob and Co. yang menjadi sangat terkenal di seluruh dunia, dengan daftar pelanggannya meliputi David Beckham sampai Jay-Z.

Pelajaran: Tekun dan punya determinasi.

5. John Paul DeJoria

Di masa mudanya, John bekerja sebagai pengantar koran, petugas kebersihan dan sopir truk demi bisa makan. Di masa remajanya John juga terlibat dengan geng-geng jalanan Los Angeles.

Bahkan John terpaksa harus tidur di mobilnya dan sempat dua kali menjadi tunawisma. Namun semua itu berubah ketika pada suatu hari saat dia sedang bekerja di perusahaan perawatan rambut, dia memutuskan untuk bermitra dengan salah satu penata rambut di perusahaan tersebut untuk membuat perusahaannya sendiri yang sekarang bernama Paul Mitchell.

Mereka berdua meminjam uang sebesar Rp30 juta (setelah inflasi) dan mulai menjual produk sampo-nya sendiri dari rumah ke rumah.

Sekarang Paul Mitchell mendapatkan pendapat sebesar Rp13 triliun per tahunnya.

Pelajaran: Kadang perlu untuk bermitra dengan orang yang mempunyai visi yang sama. Percaya dengan produk Anda sendiri dan jangan takut untuk ditolak.

4. Steve Jobs

Sosok di balik semua gadgets kesayangan Anda sekarang, kesuksesan Steve tidak datang dalam semalam. Bahkan masa lalunya cukup menyedihkan. Steve lahir tanpa orang tua, lalu dia diadopsi oleh sebuah keluarga yang kurang mampu.

Steve tidak pernah menamatkan kuliahnya, namun sebisa mungkin Ia meraih pengetahuan sebanyak-banyaknya dari kelas yang ia ikuti.

Steve juga sering tidur di lantai kamar temannya, mengumpulkan botol Coca-Cola untuk ditukar dengan uang, dan makan gratis seminggu sekali di kuil lokal.

Pada tahun 1976, Steve memulai awal perusahaan Apple Computers dengan Steve Wolzniak di garasi orang tuanya. Meski tidak mempunyai uang, Steve punya visi dan ide inovatif untuk mengubah dunia.

Steve adalah alasan utama perusahaan Apple begitu sukses saat ini.

Pelajaran: Visi dan Inovasi itu penting.

3. Ashish Thakkar

Ashish Thakkar baru berusia 12 tahun ketika dia dan keluarganya berhasil melarikan diri dari genosida Rwanda yang terjadi di tahun 1994. Setelah berlindung bersama dengan 1200 orang lainnya di sebuah hotel, mereka akhirnya dapat terbang keluar dari negaranya menuju Uganda. Orang tua Ashish kehilangan semua harta yang mereka tabung selama puluhan tahun.

Di umur 15 tahun, Ashish mendapatkan keuntungan pertamanya saat dia berhasil menjual sebuah komputer ke keluarga temannya. Dia lalu meminjam uang dari bank untuk mengimpor floppy disks dan produk komputer lainnya dari Dubai. Inilah awal dari perusahaan Mara Group. Lama kelamaan ia membuka kantor sendiri di Dubai dan menjual produknya ke perusahaan-perusahaan di seluruh Afrika.

Sejak saat itu Mara Group terus bertumbuh dan sekarang bisnisnya merangkup infrastruktur telekomunikasi, kemasan, hotel, pusat konferensi dan pusat perbelanjaan, pabrik kertas, dan ribuan hektare tanah pertanian.

Ashish juga dikenal sebagai pemuda yang selalu ingin tahu dan belajar dari orang lain. Ia juga mendorong dirinya untuk berkembang dengan terus membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain.

Sebagai contoh: Saat perusahaannya mampu menghasilkan 30 ton kardus sebulan, Ashish mengunjungi perusahaan lain yang mampu membuat 3000 ton kardus.

Pelajaran: Jangan sombong, terus belajar dari yang lain dan banyak bertanya.

2. Francois Pinault

Pinault sekarang adalah konglomerat di bidang fashion, tetapi pada satu waktu, Ia harus berhenti sekolah karena tidak tahan di-bully oleh teman-temannya yang mengejek kemiskinannya.

Sebagai seorang pengusaha, Pinault dikenal untuknya taktik ‘predator’-nya, yang meliputi membeli perusahaan-perusahaan kecil dengan harga yang murah ketika pasarnya sedang jatuh.

Dia secara perlahan akhirnya memiliki rumah mode high-end-nya sendiri termasuk Gucci, Stella McCartney, Alexander McQueen, dan Yves Saint Laurent.

Pelajaran: Dia yang tertawa belakangan biasanya lebih sukses.

1. Rajkumar Gupta

Rajkumar Gupta adalah pendiri dari Mukti Group. Dia juga adalah perintis dan pembuat konsep untuk arsitektur modern Kolkata, alhasil meluncurkan apartemen huni pertamanya pada tahun 1984. Sejak saat itu Mukti Group tumbuh menjadi pemain kunci di Bengal, mempunyai banyak pusat hiburan dengan multipleks, hotel internasional, lounge, restoran, dan banyak lagi.

Terlahir di keluarga miskin, Rajkumar berhasil mendapatkan pekerjaan full-time di perusahaan kecil dengan gaji Rp150.000,00/bulan. Ia lalu pindah ke perusahaan lain dan bekerja di sana selama 5-6 tahun, mulai dari dasar dan belajar trik dagang sampai akhirnya Rajkumar sanggup membuka bisnisnya sendiri.

Setelah itu, Rajkumar menyewa sebuah rumah kecil satu kamar di mana ia dan keluarganya bisa tidur meski harus bersesak-sesakan. Namun hal ini tidak menghentikan dia untuk berbuat baik demi orang lain. Ia rajin menyumbang dan terlibat dalam kegiatan sosial. Karena ini namanya menjadi dikenal banyak orang sehingga mereka tahu bahwa Rajkumar adalah orang yang jujur. Dan ketika mereka mendengar bahwa Rajkumar sedang pitching bisnis, mereka tidak ragu-ragu untuk menanamkan investasi padanya.

Pelajaran: Manfaatkan waktu di pekerjaan Anda sekarang untuk belajar. Jangan takut untuk hidup susah pada awalnya, dan jangan segan untuk memberi apa yang Anda punya jika itu dapat membantu orang lain.

._
@grupTele, 10042019

Posting Komentar

0 Komentar