Saat kuliah dulu, ada anekdot yang menyatakan bahwa semakin tinggi ilmu yang dimiliki seorang dosen, semakin sulit dipahami penjelasannya. Ini biasanya diidentikan dengan seorang Guru Besar yang sudah sepuh
Anekdot itu ada benarnya juga, bahkan saat saya mengambil program doktoral pun sering kesulitan memahami kuliah-kuliah yang dibawakan oleh para profesor sepuh
Hal ini bertolak belakang dengan Teknik Feynman tentang menyederhanakan gagasan.
Richard Feynman peraih Nobel tahun 1965 atas karya dalam bidang elektrodinamika kuantum, mengemukakan tentang bagaimana menjelaskan gagasan yang rumit dan membingungkan dengan bahasa sederhana, sehingga bisa dipahami bahkan oleh seorang anak kecil.
Bila seseorang bisa menerangkan hal-hal rumit dengan sederhana, itu adalah bukti bahwa ia sangat memahami atau menguasai bidang tersebut. Sebaliknya, mereka yang kurang memahami sering menutupinya dengan menghamburkan kata-kata tanpa makna.
Teknik Feynman inilah yang saya gunakan untuk menanggalkan semua kerumitan yang tidak penting dari suatu konsep atau gagasan, kemudian menyaring menjadi esensinya saja, lalu mengembangkan pemahaman dengan cara yang paling sederhana.
Banyak yang bilang: training-training yang saya bawakan di Sekolah Manajer - Human Plus Institute praktis dan sederhana.
Tapi tahukah bahwa untuk membuat sederhana itu prosesnya tidak sederhana. Pelatihan WCM misalnya. Itu sudah mengalami 25 kali penyederhanaan.
Saat ada peserta yang tidak memahami konsep yang saya jelaskan, saya jadikan PR untuk menyederhanakannya lagi. Bila nanti ada lagi yang kurang memahami, saya sederhanakan lagi. Begitu seterusnya hingga tak ada lagi seorang pun yang tak mengerti apa yang telah saya ajarkan.
(ARMALA)
____
Sebuah hipotesis disampaikan oleh pengirim tulisan di atas untuk pendidik:
Semakin Anda rumit mengajar di kelas semakin rumit pula murid dan mahasiswanya. Artinya pikirannya Rumit banyak pikiran. Saking rumitnya sistem pendidikan kita tidak mencetak SDM unggul, malah MENCETAK (garong negara) KORUPTOR. Padahal ada berapa juta SDM yang bergelar berderet-deret ARTINYA SISTEM PENGAJARAN di bangku sekolah sampai perguruan tinggi (saat ini ) KURANG EFEKTIf & KURANG EFISIEN terlalu banyak bertele-tele (teori). 😁🙏
Benarkah demikian?
._
@gw, 07072025

0 Komentar