Saat menikmati meditasi menyapu pagi ini, bumi berbincang sangat indah.
Setiap helai daun-daun kering (sampah) yang tersapu, ada kenikmatan rasa bersamanya. Sebab ia seperti menandakan bahwa terkumpul dan hilangnya setiap "sampah" (hal-hal buruk) yang hadir dalam kehidupan kita, sesungguhnya menyisakan ruang yang kembali bersih.
Persis saat kita bisa menerima dan melepas setiap hal buruk atau kejadian yang tidak menyenangkan dalam kehidupan kita, sesungguhnya sedang mengizinkan pahala karma buruk datang dan menjauh untuk menyisakan batin dan Jiwa yang kembali murni di halaman rumah dalam diri.
Begitu pun saat mengumpulkan bunga-bunga kemboja yang luruh terserak, ada rasa senang karena kelak saat mengering, mereka tidak disebut sampah melainkan berkah.
Persis dengan setiap hal baik yang datang dan terkumpul dalam kehidupan kita. Kelak mereka akan menjadi berkah bagi bekal perjalanan Jiwa.
Sayangnya, kita sering menyapu dengan membenci sampah tersebut. Lupa melihat kebaikan di baliknya. Kita sering mengeluhkan kejadian buruk dalam hidup kita. Lupa bahwa itu mungkin penebusan utang karma buruk kita di masa lalu. Kita hanya senang menerima pahala baik dari kehidupan.
Menyapu dualitas di halaman rumah, mengajari kita untuk sama senang menyapu dualitas baik-buruk, suka-duka dan lainnya dalam kehidupan kita.
Dr. Wayan Mustika
._
@gWA, 25072019
0 Komentar