Para shareholder gula yang terhormat.
Sebagai orang yang lama berkecimpung di bidang gula dan sempat menjadi Ketua Umum ISSCT dengan anggota sebanyak 52 negara saya merasa wajib untuk menyampaikan informasi strategis sebagai berikut:
- Australia di masa lalu banyak belajar dari Indonesia tentang pengelolaan proyek-proyek gula.
Sedemikian mereka kagumnya kepada kita hingga sampai sekarang ada pabrik gula di Australia yang didirikan dengan menggunakan pabrik gula di Jawa sebagai raw model.
Saya waktu itu pernah diundang oleh Pemerintah Australia untuk berkunjung ke situ pada tahun 1980-an. - Dilihat dari persepsi pasar di dunia dewasa ini harga gula kristal Australia dengan kualitas yang tidak ada taranya di dunia.
Kualitasnya paling top.
Dengan sendirinya harga gula Australia walaupun lebih mahal dari harga pasar namun sangat diminati oleh konsumen baik dari Amerika maupun negara-negara lain.
ilustrasi gula | sumber: jarilangitnews.blogspot.com |
Point-nya di sini adalah:
- Kualitas merupakan syarat utama
- Dalam kunjungan saya ke berbagai negara produsen gula di Latin Amerika dan Karibia, mereka sudah menyadari bahwa kualitas benih merupakan salah satu key success factor kalau membangun proyek gula (contoh : HVA dari Belanda pernah melakukannya di Libya dan di Ethiopia namun tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan karena kualitas benihnya tidak location specific).
- Benih tebu adalah location specific artinya bahwa untuk masing-masing areal tertentu benihnya juga harus spesifik untuk wilayah tersebut.
- Informasi ini banyak saya peroleh dari Dr. Margareth Clarke seorang ahli gula dari Illinois dan dari Balai Penelitian Gula Afrika Selatan yang pernah saya kunjungi pada tahun 1982.
- Ada arsip di sana yang menunjukkan bahwa ada persilangan yang dilakukan oleh Dr. Jesuit di P3GI Pasuruan antara lain menghasilkan POJ 2878 yang bisa mengatasi hama penyakit sereh yang pada awal abad ke-20 menimbulkan kekhawatiran akan memusnahkan industri gula di Indonesia.
Dokumen-dokumen asli disimpan di Barcelona - Poin yang ingin saya tegaskan di sini ialah bahwa perlu penelitian yang intensif untuk mendapatkan jenis tebu yang location specific kalau kita ingin berhasil di proyek Merauke.
- Pengairan atau irigasi juga merupakan faktor yang secara intensif harus dilakukan.
- Istilah sekarang fertigation singkatan dari fertilizer and irrigation.
- Di pabrik gula Jatiroto HVA memerlukan waktu 11 tahun untuk membuat sistem irigasi yang memenuhi persyaratan.
- Itu pun mereka mencontoh dari Kuba.
- Teknologi seperti Artificial Intelligence tentu Wilmar lebih tahu dari saya.
- Namun di atas segala-galanya faktor kualitas SDM dan R&D mutlak perlu dan tidak boleh diabaikan (contoh: perlu R&D tentang black musquito di kawasan Papua ini).
- Semoga pandangan-pandangan saya ini bisa membantu dalam usaha Pemerintah untuk merealisasikan wacana swasembada gula pada tahun 2028.
Terima kasih.
Izin sharing pandangan Bapak Soedjai Kartasasmita yang masih produktif pada usia beliau menjelang 100 tahun. A living library yang perlu kita minta warisan sejarah dari beliau.
Salam,
Salam,
Agus Pakpahan
._
@gw, 06052024
0 Komentar